Contoh Naskah Dialog Drama 6 Orang Percakapan Bahasa Sunda
Contoh drama bahasa sunda 6 orang. Tambahkan komentar baru Komentar Sebelumnya (1) 18. Contoh teks drama untuk 6 orang pemain, kali ini saya akan share contoh dialog drama untuk 6 orang dengan. Dalam menulis teks naskah drama,.
Belajar Kelompok Bila: Ran, PR bahasa Indonesia kamu sudah kamu kerjakan belum? Bila: Aku juga belum.
Rani: Kamu mau tidak nanti malam belajar kelompok? Kita kerjakan PR itu bersama-sama. Tapi, di rumah aku saja ya? Nanti aku ke rumahmu sekitar jam setengah delapan.
Rani: Aku tunggu kamu di rumahku. Ke Perpustakaan Ririn: Nisa, kita ke kantin yuk! Anisa: Aku aku tidak punya uang saku. Aku mau ke perpustakaan saja. Ririn: Nanti aku yang bayar. Anisa: Terima kasih.
Tapi, aku mau baca buku di perpustakaan. Ririn: Aku ikut kamu deh ke perpustakaan. Tidak Berangkat Lisa: Bel, Riska mana? Bela: Riska tidak masuk hari ini.
Ipswitch wsftp professional 12 crack. Lisa: Kenapa? Bela: Kata ibunya dia sakit. Lisa: Sakit apa? Bela: Sakit kepala. Ujian Nasional Gisel: Ra, sebentar lagi kan ada ujian nasional. Kamu sudah siap belum?
Tiara: Ya siap tidak siap harus siap. Kita jalani saja. Gisel: Aku takut kalau nanti aku tidak bisa jawab.
Tiara: Makanya kita persiapkan dari sekarang. Gisel: Kalau belajar sih sudah. Aku sudah banyak berlatih soal. Tiara: Tidak cuma belajar saja, tapi juga persiapan mental. Kamu harus percaya diri untuk menghadapi ujian nasonal.
Gisel: Iya juga sih. Tapi, bagaimana kalau soalnya susah? Tiara: Yang penting kita usaha dulu. Kita berdoa agar kita bisa mengerjakan semua soal ujian nasional.
Gisel: Semoga saja begitu. Terlambat Masuk Sekolah Andra: Maaf, Pak.
Hari ini saya terlambat. Guru: Sudah sekian kalinya kamu terlambat. Apa alasan kamu terlambat hari ini? Andra: Saya bangun kesiangan pagi tadi.
Guru: Kebiasaan kamu. Kamu kalau terlambat alasannya begitu terus. Tadi malam kamu tidur jam berapa? Andra: Jam 11, Pak. Guru: Kamu ini anak sekolah. Kamu jangan tidur terlalu malam agar paginya tidak bangun kesiangan. Andra: Mengerti, Pak.
Guru: Kalau masih terlambat terus, akan saya panggil orang tua kamu ke sekolah. Kamu boleh duduk sekarang. Pemilihan Lurah Jono: Sebentar lagi desa kita akan mengadakan pemilihan lurah. Anto: Berarti nanti kita punya lurah baru dong? Semoga lurah yang terpilih nanti lebih baik dari lurah sebelumnya. Anto: Kamu sudah tahu siapa saja calon-calonnya? Jono: Kalau tidak salah sih Pak Jarwo dan Pak Mulyono.
Anto: Pak Mulyono yang juragan itu? Anto: Sudah jadi juragan mau jadi lurah juga. Jono: Tidak masalah kalau ternyata beliau benar-benar ingin memajukan desa ini. Belajar Aldo: Reza, kita main yuk!
Reza: Aku lagi belajar. Aldo: Belajarnya nanti saja. Sekarang kita main. Reza: Lagipula ini kan sudah malam.
Aku ada banyak PR. Aldo: Nanti saja. Ini juga belum terlalu malam. Reza: Maaf, Aldo. Aku harus belajar.
Aldo: Kalau begitu ya sudah. Pekerjaan Anton: Man, kamu sekarang kerja di mana? Maman: Aku kerja di pabrik pembuatan roda. Kalau kamu kerja di mana? Anton: Aku masih menganggur.
Maman: Kamu sudah mencoba kirim lamaran? Anton: Aku sudah melamar ke banyak perusahaan, tapi ditolak. Kalau di tempat kamu kerja ada lowongan, kabari aku ya.
Maman: Sebenarnya aku mau keluar dari tempat aku bekerja. Anton: Memangnya kenapa? Apa nanti kamu tidak menyesal?
Masih banyak yang membutuhkan pekerjaan, tapi kamu yang sudah punya pekerjaan malah mau keluar. Maman: Pekerjaannya berat, tapi gajinya tidak sesuai harapan. Bukannya tidak bersyukur, tapi kalau gaji yang aku dapat cuma buat makan sih lebih baik aku cari pekerjaan lain. Anton: Ya juga sih. Hujan Dinda: Aku pulang dulu ya! Nanda: Nanti saja.
Sekarang kan lagi hujan. Dinda: Iya juga sih. Nanda: Tunggu hujannya reda sambil menemani aku di sini. Dinda: Baiklah. Nanda: Kalau hujan-hujan begini, aku jadi ingat masa lalu.
Dulu waktu kecil kita sering main hujan. Kamu masih ingat kan? Dinda: Tentu.
Sungguh masa kecil yang indah dan takkan pernah terulang. Nanda: Itulah hidup. Kita yang dulu jadi anak kecil, kini tumbuh jadi remaja. Nanti jadi ibu-ibu, lalu jadi nenek-nenek. Dinda: Entah nanti kita akan tetap bersama seperti ini atau tidak.